Kebijakan politik luar negeri Indonesia menjadi kunci menjaga kepentingan nasional dan mewujudkan kemakmuran rakyat sekalian memutuskan arah penenteraman dunia. Oleh sebab itu, calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, memilih menjaga tradisi politik luar negeri bebas aktif, sementara calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo, mendefinisikan ulang pantas konteks kekinian.
Politik bebas aktif berdasarkan Menteri Pertahanan ini ialah dasar tujuan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, ialah melindungi segenap bangsa Indonesia dan semua tumpah darah Indonesia. Untuk itulah, fungsi dari negara yang pertama ialah melindungi yang berarti pentingnya pertahanan nasional.
”Politik luar negeri kita secara tradisi semenjak permulaan slot bet 100 merdeka ialah bebas aktif, nonblok tidak memihak. Relasi baik dengan semua (negara) dapat mengamankan kepentingan nasional kita. Akan mengerjakan politik tetangga baik,” ujar Prabowo dalam debat ketiga Pilpres 2024, Minggu (7/1/2024) malam.
Prabowo percaya, dengan pertahanan yang kuat, Indonesia akan kapabel menjaga kepentingan nasional dan dihormati oleh negara-negara lain. Kepemimpinan Indonesia di dunia internasional akan dapat diraih sekiranya dapat mengelola kepentingan geopolitik dan ekonomi.
Sementara itu, capres Ganjar Pranowo mengevaluasi politik luar negeri sebagai alat untuk negosiasi dengan dunia luar. Tapi, kepentingan nasional harus nomor satu. Karena itu, dia mengevaluasi perlunya dikerjakan redefinisi politik luar negeri bebas aktif yang disesuaikan dengan situasi kekinian.
”Ini penting sebab kita perlu memilih, memilah, dan memprioritaskan yang menjadi energi, kemauan bangsa dan negara ini. Rakyat butuh bekerja, rakyat butuh lapangan kerja lebih banyak, investasi lebih banyak,” kata Ganjar.
Untuk menempuh tujuan hal yang demikian, berdasarkan Ganjar, yang harus dikerjakan ialah memperkuat infrastruktur negosiasi. Duta besar, para diplomat, dikasih penugasan membereskan permasalahan untuk kepentingan ekonomi nasional dalam konteks kekinian.
Adapun capres nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan, bertekad mengembalikan posisi Indonesia menjadi pelaku utama di dalam konstelasi global. Indonesia tidak hadir sebagai penonton, melainkan hadir sebagai penentu arah penenteraman kemakmuran bagi semua bangsa.
Semua energi Indonesia, kebudayaan, kesenian, ekonomi, turut mewarnai khazanah dunia. Pun, film, artis, masakan jadi media diplomatik di dunia internasional. Dengan sistem seperti itu, Anies optimistis Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri sekalian memikat di negeri orang.
”Presiden menjadi panglima negosiasi Indonesia, bukan cuma hadir dalam forum-forum, melainkan hadir mewarnai, hadir serius memperjuangkan amanat termasuk amanat lebih-lebih meniadakan penjajahan di muka bumi bukan sekedar segmental upacara,” kata Anies.
Komisi Pemilihan Awam menyelenggarakan debat ketiga Pemilihan Presiden 2024 yang dicontoh tiga calon presiden di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024). Debat hal yang demikian mengusung tema pertahanan, keamanan, hubungan internasional, geopolitik, globalisasi, dan politik luar negeri.
Ketiga pasangan itu ialah pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar; pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka; serta pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Ketua KPU Hasyim Asy’ari mengatakan yang berdebat ialah calon presiden. Oleh sebab itu, dia mengajak semua pihak bersama-sama menyaksikan dengan sungguh-sungguh. Para pemilih yang menyaksikan supaya mewujudkan debat kali ini sebagai pertimbangan dalam memilih capres dan cawapres. Tidak lupa dia mengucapkan terima kasih kepada panelis yang telah menyusun bahan atau materi debat dan semua pihak yang membantu terselenggaranya acara hal yang demikian.
KPU telah menunjuk 11 panelis untuk menyiapkan materi debat ketiga ini. Mereka ialah ahli keamanan Universitas Pertahanan Kusnanto Anggoro, Ketua Dewan Guru Besar Universitas Pertahanan Laksamana (Purn) Marsetio, Guru Besar Bidang Keamanan Internasional Fisipol Universitas Kristen Indonesia Angel Damayanti, pengajar Relasi Internasional Universitas Binus Curie Maharani Savitri.
Kecuali itu, Guru Besar Ilmu Relasi Internasional Universitas Indonesia Evi Fitriani, Guru Besar Tata Internasional Universitas Indonesia dan Rektor Universitas Jenderal Ahmad Yani Hikmahanto Juwana, serta Pakar Aspek Geospasial Tata Laut dari Universitas Gadjah Mada I Made Andi Arsana.
Kemudian, pengajar Program Studi Relasi Internasional Pakar Keamanan dan Pertahanan Universitas Pertamina Ian Montratama, Peneliti Sentra Riset Politik Badan Riset dan Penemuan Nasional Irine Hiraswari Gayatri, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Islam Internasional Indonesia Philips J Vermonte, serta Guru Besar Bidang Keamanan Global Universitas Padjadjaran Widya Setiabudi Sumadinata.